-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Laporan Hasil Wawancara Desa Braja Sakti

Selasa, 14 Mei 2019

LAPORAN HASIL WAWANCARA




KELOMPOK 1 :
1. BERNADINO ANGGA WALASTIKO
2. INDRA EKO PRASETIO
3.MUHAMMAD ALDIMAS ZAIN
4.MUHAMMAD FERDI SUGIANTO
5.ROKI MAHENDRA

SMA NEGERI 1 WAY JEPARA
TAHUN PELAJARAN
2018/2019




BAB 1

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, di mana setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.Begitu juga dengan hasil penelitian yang saya susun ini.Saya meneliti daerah tempat tinggal saya sendiri yang terletak di Kabupaten lampung timur, tepatnya di Desa braja sakti, Kecamatan way jepara.laporan ini merupakan tugas sekolah mata pelajaran bahasa lampung ,laporan yang ditugaskan pada setiap kelompok untuk meneliti asal-usul yang ada di desa braja sakti.Selain itu juga bertujuan meningkatkan motivasi dalam mempelajari dan menggali materi-materi asal-usul desa braja sakti.
 penduduk Desa braja sakti adalah keturunan jawa asli, sementara sisanya yang sebagian kecil merupakan pendatang yang kemudian menetap. Penduduk di desa ini menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari.
mayoritas penduduknya beragama islam .Penduduknya juga sebagian besar sudah mengenyam pendidikan dan sudah mengenal IPTEK.Keadaan penduduk disini juga beragam, diantaranya ada yang bekerja sebagai wiraswasta, petani, pekerja pabrik, kuli bangunan bahkan masih ada yang pengangguran.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh  informasi tentang kondisi etnis suatu daerah, meliputi sumber daya alam dan manusianya, aspek sosiokultural, spiritual, ekonomi serta hal-hal lain yang menjadi ciri pembeda daerah tersebut dengan daerah lainnya.Laporan ini disusun sesuai dengan keadaan sebenarnya dan diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada sesepuh kampung atau warga daerah tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

1.   Asal Mula dan Sejarah Desa Braja Sakti

Setiap Desa pasti memiliki sejarah tersendiri mengenai bagaimana terbentuknya desa mereka dan dari mana asal warga mereka yang sekarang bermukim di desa tersebut. Seperti halnya yang akan dibahas pada bab kedua ini, mengenai sejarah Desa braja sakti
Tak ada data tertulis mengenai sejarah berdirinya Desa braja sakti ini. Namun  menurut salah satu sesepuh disini, nama braja sakti diambil dari ketentuan pemertintah yang sudah dari angkatan transmigrasi warga desa tersebut,tokoh awal pencetus nya desa braja sakti yaitu Bapak Cokrodiharjo  kepala desa pertama selaku sesepuh desa braja sakti,pusat desa braja sakti ada di dekat lapangan merdeka way jepara atau disebelah kantor kecamatan way jepara.
.
2. Bahasa

Di Desa braja sakti ini penduduknya menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari–hari. Bahasa jawa yang digunakan dibedakan menurut lawan bicara yang dihadapi, misalnya untuk berbicara dengan orang atau teman sebaya menggunakan bahasa jawa ngoko, sedangkan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dipergunakan bahasa jawa kromo atau bahasa jawa yang lebih halus tingkatannya daripada bahasa jawa ngoko.
Selain bahasa jawa, terkadang penduduknya juga menggunakan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia biasanya digunakan dalam acara yang bersifat resmi atau berada dalam suatu lembaga yang resmi, seperti ketika berbicara dengan guru dalam kelas.


3. Sistem Religi

Dalam sistem religi, jarang sekali ditemui masyarakat yang menganut aliran kepercayaan tertentu. Masyarakatnya keseluruhan beragama islam yang terbagi atas warga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah serta LDII. Namun mereka tetap hidup rukun meskipun ada sedikit perbedaan dalam ritual keagamaan.
Mereka masih menganut adat Jawa, disini dapat terlihat dari kehidupan sehari–hari seperti tahlil dan do’a untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini dilakukan selama 7 hari berturut- turut setelah meninggalnya, dilanjutkan 40 harinya, 100 hari sampai 1000 harinya. Mereka menyerahkan semua urusan dunia dan akhirat kepada Tuhan Yang Maha Esa termasuk urusan hidup dan mati.
Dalam menyambut hari-hari besar agama islam, mereka juga melakukan selamatan. Seperti ketika akan menyambut hari raya idul fitri dan idul adha mereka melakukan selamatan dengan membaca tahlil dan do’a bersama-sama dan membuat jajanan khusus yaitu apem. Jajanan apem sendiri diambil dari kata afwun yang artinya pengampunan. Jadi, jajan apem dimaknai sebagai ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pada waktu pelaksanaan hari raya idul fitri dan idul adha mereka sudah mendapat ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa dan bisa melaksanakan ritual keagamaan dengan khusuk.
Selain itu mereka juga melakukan selamatan pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW, 10 Muharram, 15 Sya’ban atau nisfu sya’ban, 27 Rajab dan hari-hari besar lainnya.Para penduduk secara sukarela membawa berbagai macam makanan dan buah-buahan, makanan tersebut diletakkan di serambi masjid kemudian penduduk duduk saling berhadapan di depan makanan-makanan itu, setelah pemuka agama membacakan doa para penduduk berebut untuk mendapatkan berbagai makanan yang ada. Mereka selalu rutin melakukan selamatan tersebut setiap tahunnya.

4. Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi atau kegiatan ekonomi yang akan dibahas pada laporan ini lebih mengacu pada sistem mata pencaharian hidup. Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha yang dilakukan oleh setiap warga demi memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk mendapatkan barang dan jasa. Tidak satupun warga desa ini bahkan masyarakat di Negara ini , baik prasejarah maupun modern, yang tidak memiliki sistem mata pencaharian hidup. Namun demikian, masing-masing generasi memiliki cara atau metode sendiri-sendiri saat melakukan kegiatan ekonomi tersebut.Masyarakat disini pada umumnya bekerja sebagai wiraswasta, nelayan, petani, dan kuli bangunan.
Selain itu juga tidak sedikit mereka yang bekerja sebagai Peternak.Hampir setiap hari warga Desa ini pergi mencari rumput demi memenuhi kebutuhan hidup Ternaknya .Untuk warga yang tidak memiliki Ternak mereka memilih bercocok tanam di Kebun ataupun di Persawahan.Di daerah persawahan mereka biasanya menanam padi, jagung, dan kacang-kacangan.Bercocok tanam biasanya dilakukan dalam waktu yang tidak serentak namun disesuaikan dengan musim dan keadaan tanah. Apabila musim sedang berpihak pada penanaman kacang-kacangan maka harusnya ditanami kacang bukan dengan menanam jagung karena hasilnya pasti tidak dapat dinikmati.
Akan tetapi setelah banyak masyarakat yang sukses ,masyarakat banyak yang beralih pekerjaan menjadi pekerja di industri tersebut. Ini dikarenakan gaji yang didapatkan lebih banyak daripada bekerja sebagai peternak atau petani.Namun mayoritas yang bekerja merantau merupakan kaum remaja yang berumur antara 19-25 thun .

5. WAWANCARA NARASUMBER


1.     Mengapa dinamakan Desa Braja Sakti?
Dikarenakan nama dari angkatan Transmigrasi,sehingga nama desa ini menggunakan abjad beserta angka seperti A1,A2,B1,B2,dan lain lain.
2.     Dimana pusat Desa Braja Sakti?
Di dekat lapangan Merdeka di Balai Desa Braja sakti samping gedung Kecamatan Way Jepara.
3.     Kapan Desa Braja Sakti terbentuk?
Pada tahun 1958.
4.     Siapakah tokoh masyarakat Desa Braja Sakti?
Tokoh masyarakat pertama di Braja Sakti adalah Bapak Tjokrodiharjo sebagai kepala Desa pertama.
5.     Bagaimana mata pencaharian Desa Braja Sakti?



BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN

Deskriptif Wilayah Desa Braja sakti yaitu :
a. Utara    : Desa Braja Asri
b. Selatan : Desa Sumberjo
c. Barat     : Desa Labuhan Ratu

d. Timur    : Desa Braja Indah

o    Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama penndidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkta pertama
o    Mata Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk petani
o    Agama
Warga masyarakat Desa braja sakti sebagian besar muslim (Islam), tetapi tidak sedikit pula ada agama yang  lain (Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu)
o    Sarana dan Prasarana
§  Pembangunan Balai Desa dan Kantor Desa
§  Pembangunan Panti PKK
§  Peningkatan jalan Paving
§  Saluran air dan Trotoar
§  Jembatan dan Gotong Royong
§  Perawatan jalan Paving
§  Plengsengan jalan


SARAN

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dalam pembuatan laporan observasi dan juga dapat bermanfaat bagi kelurahan braja sakti sebagai suatu objek pembahasan penulis.
Dalam penulisan laporan ini penulis memahami masih banyak kekurangan atau kesalahan dalam penyusunannya, oleh karena itu penulis menerima kritik maupun saran yang membangun untuk memperbaiki hasil laporan ini.