KELOMPOK
1 :
1.
BERNADINO ANGGA WALASTIKO
2.
INDRA EKO PRASETIO
3.MUHAMMAD
ALDIMAS ZAIN
4.MUHAMMAD
FERDI SUGIANTO
5.ROKI
MAHENDRA
SMA
NEGERI 1 WAY JEPARA
TAHUN
PELAJARAN
2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia adalah Negara
kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, di mana setiap
daerah memiliki ciri khas tersendiri.Begitu juga dengan hasil penelitian yang
saya susun ini.Saya meneliti daerah tempat tinggal saya sendiri yang terletak
di Kabupaten lampung
timur, tepatnya di Desa braja sakti, Kecamatan way jepara.laporan ini
merupakan tugas sekolah mata pelajaran bahasa lampung ,laporan yang ditugaskan pada setiap kelompok untuk
meneliti asal-usul yang ada di desa braja sakti.Selain itu
juga bertujuan meningkatkan motivasi dalam mempelajari dan menggali
materi-materi asal-usul
desa braja sakti.
penduduk Desa braja sakti adalah
keturunan jawa asli, sementara sisanya yang sebagian kecil merupakan pendatang
yang kemudian menetap. Penduduk di desa ini menggunakan bahasa Jawa sebagai
bahasa dalam berkomunikasi sehari-hari.
mayoritas penduduknya
beragama islam .Penduduknya
juga sebagian besar sudah mengenyam pendidikan dan sudah mengenal IPTEK.Keadaan
penduduk disini juga beragam, diantaranya ada yang bekerja sebagai wiraswasta,
petani, pekerja pabrik, kuli bangunan bahkan masih ada yang pengangguran.
Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang kondisi etnis suatu daerah, meliputi sumber daya alam dan manusianya,
aspek sosiokultural, spiritual, ekonomi serta hal-hal lain yang menjadi ciri
pembeda daerah tersebut dengan daerah lainnya.Laporan ini disusun sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada sesepuh
kampung atau warga daerah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Asal Mula dan Sejarah Desa Braja Sakti
Setiap Desa pasti memiliki sejarah tersendiri mengenai bagaimana
terbentuknya desa mereka dan dari mana asal warga mereka yang sekarang bermukim
di desa tersebut. Seperti halnya yang akan dibahas pada bab kedua ini, mengenai sejarah Desa braja sakti
Tak ada data tertulis mengenai sejarah berdirinya Desa braja sakti ini. Namun menurut salah satu sesepuh disini, nama braja sakti diambil dari ketentuan pemertintah yang sudah dari angkatan transmigrasi warga desa
tersebut,tokoh awal pencetus nya desa braja sakti yaitu Bapak Cokrodiharjo kepala desa pertama selaku sesepuh desa braja
sakti,pusat desa braja sakti ada di dekat lapangan merdeka way jepara atau
disebelah kantor kecamatan way jepara.
.
2. Bahasa
Di Desa braja sakti ini penduduknya
menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari–hari. Bahasa jawa yang digunakan
dibedakan menurut lawan bicara yang dihadapi, misalnya untuk berbicara dengan
orang atau teman sebaya menggunakan bahasa jawa ngoko, sedangkan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dipergunakan bahasa
jawa kromo atau bahasa jawa yang lebih halus tingkatannya daripada bahasa jawa
ngoko.
Selain bahasa jawa, terkadang penduduknya juga menggunakan bahasa
Indonesia.Bahasa Indonesia biasanya digunakan dalam acara yang bersifat resmi
atau berada dalam suatu lembaga yang resmi, seperti ketika berbicara dengan
guru dalam kelas.
3. Sistem Religi
Dalam sistem religi, jarang sekali ditemui masyarakat yang menganut aliran
kepercayaan tertentu. Masyarakatnya keseluruhan beragama islam yang terbagi
atas warga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah serta LDII. Namun mereka tetap hidup rukun meskipun ada sedikit perbedaan dalam
ritual keagamaan.
Mereka masih menganut adat Jawa, disini dapat terlihat dari kehidupan
sehari–hari seperti tahlil dan do’a untuk orang yang sudah meninggal. Hal ini
dilakukan selama 7 hari berturut- turut setelah meninggalnya, dilanjutkan 40
harinya, 100 hari sampai 1000 harinya. Mereka menyerahkan semua urusan dunia
dan akhirat kepada Tuhan Yang Maha Esa termasuk urusan hidup dan mati.
Dalam menyambut hari-hari besar agama islam, mereka juga melakukan
selamatan. Seperti ketika akan menyambut hari raya idul fitri dan idul adha
mereka melakukan selamatan dengan membaca tahlil dan do’a bersama-sama dan
membuat jajanan khusus yaitu apem. Jajanan apem sendiri diambil dari kata afwun
yang artinya pengampunan. Jadi, jajan apem dimaknai sebagai ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga pada
waktu pelaksanaan hari raya idul fitri dan idul adha mereka sudah mendapat
ampunan dari Tuhan Yang Maha Esa dan bisa melaksanakan ritual keagamaan dengan
khusuk.
Selain itu mereka juga melakukan selamatan pada saat Maulid Nabi Muhammad
SAW, 10 Muharram, 15 Sya’ban atau nisfu sya’ban, 27 Rajab dan
hari-hari besar lainnya.Para penduduk secara sukarela membawa berbagai macam
makanan dan buah-buahan, makanan tersebut diletakkan di serambi masjid kemudian
penduduk duduk saling berhadapan di depan makanan-makanan itu, setelah pemuka
agama membacakan doa para penduduk berebut untuk mendapatkan berbagai makanan
yang ada. Mereka selalu rutin melakukan selamatan tersebut setiap tahunnya.
4. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi atau kegiatan ekonomi yang akan dibahas pada laporan ini lebih mengacu pada sistem mata pencaharian hidup. Sistem mata
pencaharian hidup merupakan segala usaha yang dilakukan oleh setiap warga demi
memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk mendapatkan barang dan jasa. Tidak
satupun warga desa ini bahkan masyarakat di Negara ini , baik prasejarah maupun
modern, yang tidak memiliki sistem mata pencaharian hidup. Namun demikian,
masing-masing generasi memiliki cara atau metode sendiri-sendiri saat melakukan
kegiatan ekonomi tersebut.Masyarakat disini pada umumnya bekerja sebagai
wiraswasta, nelayan, petani, dan kuli bangunan.
Selain itu juga tidak sedikit mereka yang bekerja sebagai Peternak.Hampir setiap hari warga Desa ini pergi mencari rumput demi memenuhi kebutuhan hidup Ternaknya .Untuk warga yang tidak memiliki Ternak mereka memilih bercocok tanam di Kebun ataupun di Persawahan.Di daerah persawahan mereka biasanya
menanam padi, jagung, dan kacang-kacangan.Bercocok tanam biasanya dilakukan dalam waktu yang tidak serentak namun
disesuaikan dengan musim dan keadaan tanah. Apabila musim sedang berpihak pada
penanaman kacang-kacangan maka harusnya ditanami kacang bukan dengan menanam
jagung karena hasilnya pasti tidak dapat dinikmati.
Akan tetapi setelah banyak masyarakat yang sukses ,masyarakat banyak yang beralih pekerjaan menjadi pekerja di industri
tersebut. Ini dikarenakan gaji yang didapatkan lebih banyak daripada bekerja
sebagai peternak atau petani.Namun mayoritas yang bekerja merantau
merupakan kaum remaja yang berumur antara 19-25 thun .
5. WAWANCARA NARASUMBER
1. Mengapa dinamakan Desa Braja Sakti?
Dikarenakan nama
dari angkatan Transmigrasi,sehingga nama desa ini menggunakan abjad beserta
angka seperti A1,A2,B1,B2,dan lain lain.
2. Dimana pusat Desa Braja Sakti?
Di dekat lapangan
Merdeka di Balai Desa Braja sakti samping gedung Kecamatan Way Jepara.
3. Kapan Desa Braja Sakti terbentuk?
Pada tahun 1958.
4. Siapakah tokoh masyarakat Desa Braja Sakti?
Tokoh masyarakat
pertama di Braja Sakti adalah Bapak Tjokrodiharjo sebagai kepala Desa pertama.
5. Bagaimana mata pencaharian Desa Braja Sakti?
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Deskriptif Wilayah Desa Braja sakti
yaitu :
a. Utara : Desa Braja
Asri
b. Selatan : Desa Sumberjo
c. Barat : Desa Labuhan Ratu
d. Timur : Desa Braja Indah
o
Tingkat
Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya
pendidikan terutama penndidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini
sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkta pertama
o
Mata
Pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk petani
o
Agama
Warga masyarakat Desa braja sakti
sebagian besar muslim (Islam), tetapi tidak sedikit pula ada agama yang
lain (Kristen, Katholik, Budha, dan Hindu)
o
Sarana
dan Prasarana
§
Pembangunan
Balai Desa dan Kantor Desa
§
Pembangunan
Panti PKK
§
Peningkatan
jalan Paving
§
Saluran
air dan Trotoar
§
Jembatan
dan Gotong Royong
§
Perawatan
jalan Paving
§
Plengsengan
jalan
SARAN
Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca sebagai referensi dalam pembuatan laporan observasi dan juga dapat
bermanfaat bagi kelurahan braja sakti sebagai suatu objek pembahasan penulis.
Dalam penulisan laporan ini penulis
memahami masih banyak kekurangan atau kesalahan dalam penyusunannya, oleh
karena itu penulis menerima kritik maupun saran yang membangun untuk
memperbaiki hasil laporan ini.
0 comments