-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Pulpen dan Percobaan Untuk Bertobat

Rabu, 17 April 2019
Pertama kali saya memakai pulpen mungkin sekitar kelas 3 SD. Dulu waktu SD saya sering memakai pulpen Standar Techno, yang sering saya tip-x agar berwarna putih lalu saya keringkan di pinggir jendela. Tak jarang pula saya goyangkan pulpen tersebut untuk mencoba terlihat seperti lentur. Dan kalian juga pasti sudah tahu bagaimana caranya, dimana dua jari kita memegang pulpen lalu diayunkan ke atas dan ke bawah hingga menimbulkan efek lentur pada pulpen yang keras tersebut.

Saya sampai sekarang masih belum tahu siapa sebenarnya penemu awal kegiatan gak jelas yang banyak membuat anak SD bangga melakukannya. Namun, saya pernah mendengar cerita dari teman SD yang sekarang juga sekelas dengan saya di SMA dan mungkin cerita ini dapat menjadi jawaban pertanyaan tersebut. Nama teman saya ini Dimas panggil aja "Dim" jangan dipanggil "Mas", nanti dia berasa jadi orang yang lebih tua dari kamu. Katanya dia awalnya diberi tahu oleh penjual mainan yang biasa ada di depan SD. Si penjual mainan mempromosikan agar pulpen yang dijualnya dapat dibeli oleh anak-anak SD yang polos, dengan cara tadi yaitu memperlihatkan kelenturan pulpen. Ia memperlihatkannya sambil bilang "Liat ni dek, pulpennya bagus bisa jadi lentur..." dan secara otomatis layaknya dihipnotis, anak-anak SD seperti Dimas tadi contohnya terkagum dan membeli pulpen dari si penjual tersebut (yang padahal semua pulpen di dunia juga bisa terlihat lentur, tanpa harus membeli dari si penjual mainan tersebut terlebih dahulu). Sungguh strategi marketing yang sangat bagus dari seorang penjual mainan anak SD. Saya curiga dia bisa saja menjadi "Penjual Mainan Anak SD Yang Naik Haji".

Namun sayangnya ini bukan cerita biografi tentang penjual mainan anak SD. Itu hanyalah pendahuluan dan pengenalan terhadap pulpen yang dewasa ini sering menjadi masalah bagi diri saya. Masalah tersebut sebenarnya hanya masalah sepele yaitu sering kehilangan pulpen. Sudah banyak cara yang saya lakukan agar saya tidak perlu bingung jika kehilangan pulpen, salah satunya membeli pulpen satu pak!!. Tapi tetap saja hal itu gak ada gunanya sama sekali, bahkan justru yang ada saya menjadi rugi. Entah sudah berapa ribu pulpen yang sudah saya beli (dan curi) selama 16 tahun saya hidup ini. Karena seringnya saya kehilangan pulpen tersebut, akhirnya saya pasrah jika kehilangan pulpen maka saya akan mencoba menemukan dan mengambil pulpen yang tak bertuan.

Ingat ya, saya hanya mengambil pulpen tak bertuan yang berarti saya menemukannya dan bukan mencurinya. Kecuali saya menemukan dan mengambil pulpen di tas orang lain itu beda lagi ceritanya, yang jelas saya hanya menemukan. Saya menyatakan seperti itu, karena saya sering dikira mencuri pulpen oleh teman-teman jadi saya harus klarifikasi hal ini. Jadi saya menemukan pulpen itu seringkali saat piket di kelas, dan saat tersebut bukan saya tidak bertanya ke anak kelas siapa pemilik pulpen tersebut. Saya sudah sering bertanya "INI PULPEN SIAPA? OY PULPEN SIAPA INI?..", tapi setelah itu gak ada anak kelas yang merasa bahwa itu pulpennya. Yaudah, diiringi unsur mubazir yaitu daripada dibuang ya mending saya bawa pulang aja gitu. Dan hal ini sering saya lakukan, walaupun pernah saya setia kepada satu pulpen tetapi tetap saja ujungnya hilang lagi dan membuat saya melakukan hal yang saya masih bingung sebenarnya hal itu dosa apa nggak. Sampai akhirnya pada suatu chat grup WhatsApp kala itu, ada hal yang membuat saya berpikir dua kali.

Pada saat itu di malam hari saya membuka grup WhatsApp kelas dan ada salah satu anak kelas yang mengirim foto tentang perumpamaan saat menemukan dan mengambil pulpen. Di foto tersebut tertuang bahwa jika kita mengambil pulpen yang bukan hak milik kita, maka nilai yang kita dapat, dan ilmu yang diterima tidaklah berkah disebabkan pulpen tadi!. Gimana gak deg-degan coba lagi enak enak main wa, terus liat 'hukum' tentang ambil mengambil pulpen yang sering saya lakukan. Namun meskipun saat itu saya cukup takut melihat pernyataan tersebut, saya tetap sering mengambil pulpen tak bertuan. Tetapi anehnya, foto yang dikirim di grup WhatsApp kala itu masih terngiang padahal saat itu langsung saya hapus.

Foto tersebut selalu terngiang sampai akhirnya saya mendapat Ilham untuk tidak lagi mengambil pulpen. Saya seperti mendapat arahan untuk "setia" pada satu pulpen, dan hal tersebut saya mulai pada awal tahun 2019 ini. Sebenarnya saya mendapat Ilham tersebut sudah beberapa bulan sebelum tahun 2019. Tapi, balik lagi ke posting beberapa Minggu lalu dimana saya memiliki penyakit OCD yang mengharuskan melakukan semua hal dengan tertata dan sempurna, oleh karena itu saya baru mulai melakukan di awal tahun 2019. Ribet amat ya, perkara mau tobat aja.

Seiring berjalannya waktu, pertobatan saya ini ternyata dikabulkan oleh Tuhan karena sampai bulan April ini saya tetap setia pada satu pulpen. Pulpen tersebut adalah pulpen joyko yang sudah saya modif sedemikian rupa dimana memiliki dua pucuk ujung pulpen sehingga berbeda dengan pulpen lainnya. Selain itu ditengah pulpen saya beri tulisan yaitu "JANGAN DIPAKAI!! Kecuali kamu adalah Angga...", tulisan ini saya terinspirasi dari kamarnya Squidward. Di salah satu episode Spongebob Squarepants, terdapat satu scene yang menampilkan pintu kamar Squidward terdapat tulisan "DO NOT ENTER. UNLESS YOU'RE SQUIDWARD.". Untungnya kemampuan Bahasa Inggris saya cukup baik, sehingga ketika saya membaca tersebut langsung dapat mengerti dan tertawa. Oleh karena bentuk pulpen yang berbeda dan tulisan tersebut lah membuat pulpen saya jika hilang dapat cepat ditemukan. Kadang saya temukan sendiri, dan tak jarang teman saya melihat dan kemudian membaca tulisan tersebut lalu memberikannya ke saya.

Sekarang kegiatan mengambil pulpen saat menemukan ketika sedang piket, sudah tidak lagi saya masukkan tas. Tetapi sekarang pulpen tersebut saya taruh dalam wadah pulpen di meja guru depan kelas. Meskipun demikian tak jarang ketika saya menaruh pulpen itu, di keesokan harinya pulpen tersebut justru tidak ada. Hmm, sepertinya ada orang lain yang harus mendapatkan Ilham serupa dengan saya.