-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Sakitnya 68

Jumat, 15 Maret 2019

Screenshot di atas adalah ilustrasi orang-orang yang mendapatkan nilai ulangan 68. Meskipun nama tersebut bukan nama kalian, tapi bisa dibayangkan betapa sesaknya nafas ketika melihat  nilai 68. Ya, nilai 68 memang menjadi momok bagi kami siswa yang mengikuti ulangan. Bagaimana tidak, hanya perlu 1 jawaban benar lagi maka nilainya akan genap menjadi 70. Ini seperti PHP terang-terangan, karena memberi harapan untuk lulus KKM namun nyatanya cuma di php in karena nilainya kurang 2 angka. Dan sebenarnya mendapatkan nilai 68 adalah hal yang cukup langka bagi setiap siswa. Karena saya sudah mensurvei bahwa setiap anak yang mengikuti ulangan, gak semuanya pernah ngerasain dapat nilai ini. Terlebih hal ini disebabkan gak semua anak bekerja keras dengan penuh. Anak yang bekerja keras dengan penuh dalam ulangannya, maksimal dia akan melewati kkm dan kalo apes mungkin dapat nilai 68. Sedangkan anak yang gak bekerja keras dalam ulangannya, mereka akan mendapat nilai yang gak tanggung tanggung. Kalo nilainya kecil, ya kecil banget sampai sekitar 20 atau 25. Kalo nilainya mendingan ya mentok-mentok dapat nilai 50, jarang dapat nilai 68. Dalam kata lain mereka itu kalo bego ya bego banget, kalo gak terlalu bego ya gak nyampe batas pinter juga gitu.

Mendapatkan nilai 68 adalah hal wajib yang sebenarnya harus pernah dirasakan oleh setiap siswa (tidak termasuk anak yang kalo bego ya bego banget seperti diatas). Karena dengan ini, kita tahu dan pernah merasakan mendapat nilai 68. Berbeda dengan yang belum, mereka pasti akan dibayangi oleh rasa deg-degan sebab takut akan mendapat nilai 68. Seperti contohnya saya, sudah 2 tahun ini saya ikut ulangan semester di SMA dan 2 tahun pula saya melihat (lebih tepatnya menertawai sebenarnya) teman-teman saya yang mendapat nilai 68. Saat-saat tersebut saya masih terbayangi “Gimana ya kalo dapet nilai 68”, soalnya saya belum pernah mendapatkannya. Lalu tibalah masa penghakiman, dimana giliran saya yang mendapat nilai 68 yang kemudian dilihat (lebih tepatnya ditertawai sebenarnya) oleh teman-teman saya. Dan mungkin seperti ini ilustrasi videonya.


Saat dulu saya melihat daftar list nilai di dalam file dan mengatahui ada teman sekelas saya yang mendapat nilai 68, saya pasti selalu tertawa bahagia dan kalo diumpakan dengan chat mungkin seperti ini.

Wkwkwkwk, mampus dapet nilai 68. Nanggung banget tinggal 1 lagi lulus kkm, wkwk 😂

Sedangkan jika bertemu langsung, saya akan melontarkan slogan tersendiri milik saya

Lebih baik dapat nilai 60 daripada 68.

Terdengar aneh memang bunyinya, tapi entah kenapa saya bangga banget memakai kalimat tersebut terlepas nilai saya lebih kecil darinya. Benar benar manusia gak tau diri ya. Dan itu wajar sih, karena dapat 68 pasti lebih sakit sih daripada 60. Soalnya nilainya tanggung banget sedikit lagi 70, udah gitu gak lulus kkm sama kayak yang dapat nilai 60, 45, 20, atau bahkan 17. Jadi kayaknya nilai 68 itu gak ada harga dirinya banget, karena gak ada bedanya sama nilai lain yang bahkan jauh dari nilai 70. Wwkwkw. Oke sekarang saya bingung, sebenarnya saya menertawakan mereka atau menertawakan diri sendiri ya, karena saya juga pernah dapat nilai 68. Anjir...

Saat saya melihat dapat nilai 68, saya langsung mengatakan kalimat andalan saya yang biasa saya pakai untuk mengejek mereka yang mendapat nilai 68. Tapi kalimat ini agak sedikit berbeda, yaitu diawali dengan kata “kampret” dan diucapkan dengan sangat kesal. Dan setelahnya, saya sebenarnya ingin mengajukan usulan kepada sekolah dan kemendikbud supaya nilai 68 dihilangkan. Dihilangkan dalam artian jika memang ada siswa yang mendapat nilai 68, gak usah ditulis bahwa dia dapat nilai 68. Di buku pejumlahan nilai guru gak apa-apa 68, tapi kalo di kasih tau siswa nilainya mending gak usah ditulis 68, tulis aja 60. Toh, juga sama-sama remidi kan. Maksud saya biar gak bikin sakit hati gitu, jadi mending nilai 68 di sama ratakan aja dengan nilai 60.

Dan terkadang saya bingung harus bersyukur apa nggak dapat nilai 68. Di satu sisi ya lumayan soalnya kan nilainya gak jelek jelek banget, di sisi lain kenapa gak genap 70 aja sih, di satu titik hanya itu titik itu lainnya saya terus berdoa supaya usulan saya ke Kemendikbud agar nilai 68 dihapus benar-benar terjadi. Tapi, dengan adanya nilai 68, pepatah “Usaha gak akan mengkhianati hasil “ bakal ngena banget sih. Kalau kita usahanya gak maksimal ya pasti ada halangannya, seperti dapat nilai 68 ini contohnya.