Hidup Dengan Penyakit OCD

OCD atau Obsessive Compulsive Disorder adalah sindrom kejiwaan seperti kekhawatiran atau kecemasan yang berlebihan akan sesuatu yang tidak sempurna. Orang dengan sindrom ini menginginkan segala sesuatu berjalan dan terlihat dengan sempurna. Apabila tidak tercapai, maka mereka akan merasa tidak nyaman dan akan melakukan segala sesuatu agar semua berjalan dengan sempurna. Itulah sedikit penjelasan dari penyakit yang sebenarnya baru saya ketahui bahwa kebiasaan yang saya miliki, ternyata adalah suatu penyakit.

Saya mendengar penyakit ini di televisi, dan ketika mendengar hal tersebut saya kaget "ternyata hal bodoh yang saya lakukan itu, ada nama penyakitnya..." Hal bodoh yang saya maksudkan sama dengan penjelasan OCD tadi. Yaitu, saya selalu merasa ingin melakukan semua hal dengan rapi, teratur, tertata, dan sempurna. Hal seperti itu, mungkin kebanyakan orang juga melakukan hal tersebut. Namun sebenarnya ini sungguh sangat lebih rumit.

Jika orang biasa ketika memasukkan buku ke dalam tas, mungkin mereka hanya akan menaruhnya saja ke dalam tas tersebut. Si penderita OCD akan memasukkan buku ke dalam tas, dengan menatanya terlebih dahulu dari buku yang kecil, menuju buku yang besar, semuanya harus diurutkan terlebih dahulu. Ribet kan? Masukin buku tinggal ditaruh aja yang penting ada di dalam tas, tapi malah diurutin dulu dari kecil ke besar. Kurang kerjaan bukan... Ya, dan kampretnya itu adalah saya. Jadi secara gak langsung, saya sama aja ngasih tau kalian kalo saya kurang kerjaan.

Tapi ya mau gimana, namanya juga sindrom kejiwaan kalau hal tersebut gak saya lakukan dengan rapi, tertata, dan teratur, rasanya pikiran untuk ingin menatanya selalu terngiang. Dan mau gak mau ngelakuin hal tersebut agar kecemasan terhadap hal tersebut hilang. Ada lagi hal yang lebih parah lagi yaitu ketika saya melihat benda di kamar saya tidak sejajar, maka saya akan membuatnya menjadi sejajar/simetris. Misalnya, ada sepasang sepatu tetapi bagian kanannya miring 13° ke kanan. Maka saya akan menatanya agar dapat kembali sejajar dengan sepatu bagian kiri, alias kembali ke 0°. Kurang kerjaan....

Dan sebenarnya masih banyak hal aneh yang pasti membuat kalian bakal mikir "Ini Angga kurang kerjaan bener ternyata..." Tapi saya yakin kalian bakal capek bacanya, terlebih saya juga capek disertai stres nulis sindrom gak jelas ini. Namun jangan khawatir, saya sudah menemukan pegiat Facebook yang mengidap penyakit ini juga dan kayaknya dia penyakitnya udah parah sih (terlebih kalimat alay-nya). Maka, sebagai sesama penyakit OCD saya ucapkan "MAMPUS LU..."

Setelah saya telusuri di internet ternyata penyakit ini terjadi karena faktor tertentu, salah satunya faktor keturunan/genetika. Sumpah sebenarnya saya males ngomongin bahasa ilmiah IPA kayak gini, sebagai seorang IPS rasanya geli gimana gitu. Tapi yaudah lah ya, lupakan kegelian saya tersebut. Setelah tau faktor tersebut, saya langsung ingat kepada Mbah Putri saya (nenek). Saya ingat bahwa Mbah saya yang meskipun sudah lanjut usia, ia selalu menyapu halaman rumahnya sampai bersih! Mbah saya tinggal di Desa Braja Asri, yang masih memiliki banyak pohon di sekitaran rumah. Jadi mungkin ada ratusan ribu daun yang Mbah saya sapu setiap minggunya! Sayangnya Museum Rekor Indonesia belum sampai menjamah desa ini. Sebenarnya ibu saya sudah menyuruh mbah saya untuk tidak usah menyapu halaman, karena ujungnya bakal jatuh daun lainnya lagi. Tapi ya mungkin Mbah saya memiliki keinginan untuk membersihkan agar tidak kotor & rapi, kegiatan menyapu Mbah saya ini masih sering ia lakukan. Barulah saya sadar, sindrom ini sudah diturunkan dari Mbah ke saya sekaligus membuat saya khawatir ketika saya sudah lanjut usia, saya masih tetap saja menata sepatu dengan sejajar 0°.

Menjadi seorang OCD, memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, kamar saya dapat rapi, rak buku juga tertata, semuanya enak dilihat lah. Negatifnya saya menjadi sangat capek sekali, karena setiap saya melihat sesuatu yang tidak rapi/simetris maka saya akan selalu merapikannya. Untungnya hal tersebut hanya saya lakukan ketika di kamar saya dan tidak terbawa di kehidupan luar. Sebab, bisa saja saya mengurutkan pot di taman kota dari kecil ke besar, atau bahkan merapikan kerikil aspal yang berserakan di jalan. Saya gak kebayang sih kalau begitu, orang lain bakal ngira saya apa. Jadi, pelajaran yang dapat kalian ambil hari ini adalah "Berbahagialah kamu yang gak punya penyakit OCD, karena kamu gak harus menata sepatu dengan sejajar 0°".