-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Ulangan Gak Online (Tapi Bohong)

Senin, 03 Desember 2018

Gak online, berarti kan offline. Nah berhubung saya bohong, jadi yang benar adalah Ulangan Gak Offline. Ngerti kan? Masih bingung? Jadi gini...

Ulangan Gak Online (tapi bohong) adalah Ulangan Offline yang memakai kertas dan pensil, tetapi karena bohong jadi sebenarnya adalah Ulangan Online alias memakai HP & Komputer. Ngerti kan? Masih bingung? Mending kita ketemuan aja 4 mata (khususnya kamu yang cewek).

Nah, jadi di kelas 11 saat ini saya kembali melakukan ulangan berbasis komputer layaknya akhir semester kelas 10 kemarin atau sama seperti di dalam posting saya tentang Ulangan Gak Offline.

Dan kali ini saya menempati ruang 3 atau lebih tepatnya di kelas 12 IPA 1, lebih tepatnya lagi di lab fisika, lebih dari tepatnya lagi di SMA Negeri 1 Way Jepara, dan lebih dari lebih tepatnya lagi di Bumi. Saya menempatinya bersama 18 absen pertama XI IPS 2 dan adik kelas X IPA 2.

Di hari pertama ulangan saya berangkat seperti biasa, dan menjalani ulangan seperti biasa. Hingga pada akhirnya ada beberapa hal yang mencoreng nama baik saya.

Pada saat pelajaran pertama ada speaker yang menyebutkan anak-anak yang harus ke Ruang TU. Mendengar hal itu, saya biasa aja dong dan melanjutkan ulangan dengan hati berbisik "Saya mah pasti gak bakal dipanggil, lagian kartu ulangan udah saya dapat". Bersamaan dengan hal itu setelah 2 nama disebutkan, tersebutlah nama saya (Bernadino Angga Walastiko). Teman-teman di ruangan tentunya melihat ke saya, dan saya dengan percaya diri mencoba positif thinking diatas keterkejutan yang saya alami.

Saya mencoba positif thinking bahwa saya dipanggil untuk mengambil kuitansi, karena beberapa hari sebelumnya saya membayar uang tetapi belum mendapatkan kuitansi. Sesampainya di sana saya mencoba bertanya baik-baik.

"Bu, tadi saya yang dipanggil"
"Oh itu mas disana (sambil mengarahkan tangan ke kartu ulangan), kamu ngapa belum ngambil kartu?"
"Lho, aku udah dapat kartunya. Ada di sana (ruangan) kartunya"
"Lho bukannya kemarin kamu minta kartu ya?"
"Enggak, tak kira aku dipanggil buat ngambil kuitansi soalnya kemarin bayar belum dapat kuitansi"

Lalu salah satu 'mas' di Ruang TU menyaut :

"Oo bukan, yaudah sana sana (mengarahkan tangan keluar)..."

Dalam hati saya, 'buset dah yang salah siapa, kok malah diusir gini'. Dengan rasa gedek yang ada di dalam hati akhirnya saya ngegas seiring keluar dari pintu Ruang TU.

"LAH MANA SAYA TAU, ORANG TADI SAYA DIPANGGIL KOK YAUDAH SAYA KESINI!".

Akhirnya saya kembali ke ruangan, dan baru sadar bahwa yang dipanggil adalah anak yang belum mengambil kartu ulangan. Saya juga baru sadar bahwa speaker tersebut terpasang di seluruh ruangan sekolah yang berisikan siswa SMAN 1 Way Jepara dan mungkin kalian yang sedang membaca ini juga mendengar nama saya. Lalu saya berpikir, saat istirahat pasti saya akan ditanya teman-teman kenapa dipanggil ke Ruang TU dan secara tidak langsung akan ada pemikiran dari yang mendengar di speaker tersebut bahwa anak-anak yang dipanggil tersebut adalah yang belum mendapat kartu ulangan (dan nama saya tercantum). Padahal saya sudah mengambil kartu ulangan, kampret kampret hancur nama baik saya. Sebenarnya ini bisa saja termasuk kedalam pelecehan nama baik dan ada dasar hukumnya. Tapi, orang kurang kerjaan mana yang bakal menuntut hal semacam ini.

Setelah hal itu, saya menjalani ulangan pelajaran yang kedua seperti biasa. Semuanya berjalan biasa sampai saat keluar ada teman saya menanyakan "Ngga, tulang belakang kamu bengkok ya?". Saya membalasnya hanya dengan senyuman karena saya kira itu hanya candaan. Tetapi kemudian ia berbicara lagi "Kok bisa ngepas namanya Angga". Timbullah kecurigaan dari diri saya.

"Ha, maksud kamu?"
"Iya, tadi kan disoal ada nama kamu 'Angga' tulang belakangnya bengkok"
"Lah apa iya?"
"Iya, kamu gak lihat to?"
"Iya saya lihat ada gambarnya tapi gak lihat ada nama saya, soalnya saya ngerjainnya ngasal sih jadi gak baca semua soalnya".

Ya, itulah saya. Pelajaran biologi bingung gak tau materi, ya saya gak terlalu teliti dan pastinya ngasal. Lalu beberapa detik kemudian saya baru sadar, ini soal berarti ada di semua anak 11 IPS. Dan saya juga baru sadar, satu-satunya anak IPS kelas 11 yang bernama 'Angga' hanyalah saya. KAMPRET, hancur lagi nama baik saya. Sebenarnya ini bisa saja termasuk kedalam pelecehan nama baik dan ada dasar hukumnya. Tetapi, orang kurang kerjaan dan gak jelas mana yang bakal menuntut hal bodoh semacam ini.


Kemudian setelahnya datang hari ketiga dimana terdapat pelajaran Matematika yang sebenarnya lebih cocok bernama Mematikan. Ulangan pelajaran matematika ini berisi 40 soal, namun tidak sampai setengahnya saya berhasil menemukan jawabannya. Dan tentunya saya melakukan kegiatan mengasal lagi untuk kesekian kalinya.

Dalam mengasal saya tidak asal ngasal. Udah nyari jawaban dengan mengasal, masa mengasalnya dengan asal ngasal? Kalau memang gak ngerti, ya minimal jangan bodoh juga. Maka dari itu saya mempunyai dua teknik dalam mengasal (ANJAY! NGASAL AJA ADA TEKNIKNYA... SUNGGUH PANDAI SEKALI!). Yang pertama yaitu memilih jawaban yang paling berpeluang besar benar (contohnya jawaban tersebut memiliki angka/satuan yang sama). Yang kedua saya memakai teknik mengasal diiringi lagu. Ya, selain berguna mendapatkan jawaban, teknik ini juga berguna untuk menghilangkan stres dalam ulangan matematika. Walaupun agak sedikit berbeda antara menghilangkan stres dan memang saya sudah stres beneran. Kebalikan dari teknik yang pertama, teknik ini dipakai untuk soal yang pilihan jawabannya memiliki angka/satuan yang berbeda. Jadi caranya adalah dengan menyanyikan satu buah lagu (terserah reff nya doang atau depannya doang) lalu beriringan dengan itu, jari tangan memilih jawaban A sampai E sesuai nyanyian suku kata lirik lagu tersebut. Contohnya seperti ini :

Percaya aku tak kan kemana-mana,
A - B -C -D-E - A - B  - C- D - E - A - B
setia akan ku jaga kita teman
C-D-E-A-B  -C -D-E -A -B -C - D
bahagia
-E-A-B-C

Nah, jika sudah maka saya atau bahkan kita (jika saja kamu ingin mencoba juga) akan menjawab pilihan C karena lagu yang dimainkan telah habis dan bersamaan dengan itu terpilih jawaban C. Bagaimana? Sangat mulia sekali bukan?. Jika ada yang bertanya bagaimana peluang kebenaran dari jawaban memakai teknik ini, maka saya akan menjawab HANYA DEWI FORTUNA YANG TAU...

Hari demi hari saat ulangan telah dilewati, dan sebenarnya masih ada banyak hal-hal yang belum saya ceritakan. Namun mungkin cukup cerita dari saya ini, dan semoga kami semua setelah ulangan ini mendapatkan kebahagiaan dengan adanya nilai yang baik. Meskipun nyatanya setelah ulangan ini kami sebenarnya bukan mendapatkan kebahagiaan, tetapi mendapatkan kepanikan menghadapi Ujian Praktek Seni. Selamat stres menghadapi UP siswa SMANSAWARA :)