-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Hal Tidak Menyenangkan

Minggu, 16 September 2018
Hal tidak menyenangkan adalah hal yang tidak diinginkan semua manusia. Tetapi setiap manusia tidak mungkin selalu merasakan kesenangan, melainkan adakalanya ia mengalami hal tidak menyenangkan. Dan meskipun hal tidak menyenangkan ini sangatlah tidak enak untuk diingat kembali, tapi ini sangat berguna dalam menjalani kehidupan supaya kita tahu bahwa di dunia ini tidak semuanya akan selalu berakhir dengan hal menyenangkan tetapi bisa juga menjadi hal tidak menyenangkan.

Telah banyak hal tidak menyenangkan yang saya rasakan. Mulai dari hal terkecil yaitu dalam hubungan pertemanan. Suatu pertemanan memang ada yang abadi dan kita tetap bisa berinteraksi dengan mereka, namun ada juga ketika kita merasa bahwa dia akan menjadi teman yang selalu menemani kita justru ia pergi dari hadapan kita. Pergi dari hadapan kita dalam artian kita tidak dapat bertemu kembali dengan mereka seperti yang biasa dilakukan. Seperti contohnya ketika kita memiliki teman, tetapi ia pindah ke kota lain yang mengakibatkan kita tidak bisa bertemu seperti biasanya.

Dalam hal teman yang pindah ke kota lain, saya sudah banyak kehilangan teman-teman yang pindah dari Way Jepara ini ke kota lain. Teman pertama yang meninggalkan saya ke kota lain adalah teman sekelas bahkan sebangku sejak pertama kali masuk SD yang bernama Mukti. Dia adalah teman sebangku yang sangat baik sejak awal kelas 1 hingga kelas 2. Saya selalu bermain dengannya ketika di kelas, dan ketika pulang pun saya pulang bersama dia. Karena jarak rumah saya ke sekolah terbilang cukup dekat, saya berangkat dan pulang hanya jalan kaki. Kebetulan rumah Mukti dan saya memiliki arah jalan yang sama, sehingga saya pulang bareng bersama dia.

Hingga naik kelas 2 pun saya selalu bersama dengan Mukti. Sampai pada akhirnya ia dan keluarganya akan pindah dari Lampung ke Pulau Jawa. Yang artinya saya tidak bisa lagi bersekolah, bermain, dan pulang bareng bersama dia. Sungguh sedih rasanya saat itu ditinggal oleh Mukti, terlebih ia jarang pulang kembali ke Lampung. Dan tidak menyenangkan nya lagi, setelah perkembangan zaman yang sudah canggih seperti ini dan berbeda seperti saat saya masih sekelas bersama Mukti yang saat itu handphone tercanggih adalah Nokia. Saya belum bisa dapat berinteraksi dengannya meskipun hanya melalui media sosial karena saya tidak tahu akun sosial media miliknya. Hal ini membuat saya tidak mengetahui bagaimana kabar dari Mukti hingga kini.

Selain Mukti, adalagi salah satu teman semasa SD yang pindah ke kota lain. Dia bernama Rizky, anak pindahan saat kelas 4. Saya selalu bermain dengannya selain ia satu sekolah dengan saya, rumahnya juga dekat dari rumah saya tepatnya ada di dalam lingkungan Polsek. Ya, ayah dari Rizky adalah seorang polisi sehingga ia tinggal di lingkungan sekitar Polsek. Kebetulan di sekolah saya sebelum Rizky pindah ke SDN 1 Labda, juga sudah ada teman saya yang bernama Rizky. Oleh sebab itu karena Rizky anak dari seorang polisi dan tinggal di lingkungan Polsek, saya dan teman-teman menjulukinya "Rizky Polsek". Julukan ini bukan hanya untuk iseng semata, melainkan berguna ketika menyebut nama Rizky di sekolah. Saat menyebut Rizky, teman-teman akan bertanya "Rizky yang mana?", Nah julukan ini lah yang dipakai untuk menjawab yaitu "Rizky Polsek".

Saya dan Rizky selain satu sekolah tatapi juga satu bimbel yang sama. Saya pun sering bermain di rumahnya, untuk bermain bola dan yang paling sering adalah bermain PS2 tanpa harus membayar tentunya. Hari-hari selalu saya habiskan bermain di rumahnya hingga akhir kelas 6 SD. Dan saat pada akhir sekolah dasar tersebut, ternyata Rizky akan melanjutkan SMPnya di kota Bandar Lampung alias ia akan pindah dari Way Jepara. Sangat sedih rasanya saya kembali merasakan hal tidak menyenangkan ini.

Oleh karena berbagai pengalaman ini, saya sering membayangkan bagaimana nantinya ketika saya nanti akan merasakan hal tersebut kembali. Khususnya saat ini saya mempunyai banyak teman SMA yang sangat saya sayangi. Saya sangat tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya nanti akan ditinggal oleh mereka semua. Tetapi memang seperti itulah alurnya. Pertemuan akan berakhir perpisahan dan menjadikannya hal tidak menyenangkan.



Ini posting lanjutan dari tugas agama di sekolah saya. Karena saya menulis draft nya di blog saya ini, jadi ya mending saya posting aja. Toh juga blog ini udah jarang posting. Terus baca cerita saya di label walastory ini...