-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Memaksimalkan Batas Waktu Yang Ditentukan

Minggu, 11 Agustus 2019

Itulah definisi "telat berangkat sekolah" menurut saya. Terdengar aneh memang, tapi jika saya jelaskan lebih lanjut mungkin hal ini dapat diterima secara logika. Jadi, menurut saya telat sekolah adalah memaksimalkan batas waktu yang ditentukan. Kenapa? Karena di setiap sekolah pasti ada kan batas waktu penutupan gerbang. Nah, itu yang saya maksud. Jadi saya sering telat berangkat sekolah karena berangkat pada batas waktu penutupan gerbang yang bisa membuat gerbang sudah ditutup duluan.

Di sekolah saya SMA Negeri 1 Way Jepara, batas penutupan gerbang di hari Senin dan Jumat adalah pukul 07.00. Sedangkan hari-hari selain dua hari tersebut batas penutupannya adalah pukul 07.15. Nah, saya sering berangkat di kedua pukul tersebut yang justru sebenarnya itu adalah waktu penutupan gerbang. Alasannya simpel sih, karena rumah saya dekat dengan sekolah jadi saya pikir mungkin waktu berangkat dari rumah ke sekolah cuma 3 menit. Padahal mah gak gitu juga.
Karena pasti ada halangan waktu di jalan kan. Selain karena motor saya cuma Supra dan bebek-bebek (mentok-mentok) jalan dengan kecepatan -+ 50 Km/jam. Ada hal lain juga seperti jalanan di sekitar rumah saya yang gak alus, belum lagi emak-emak yang ngesend kiri tapi malah gak belok-belok, giliran mau disalip malah belok kanan. Macam-macam lah.

Meskipun begitu, saya mau menekankan bahwa rumah deket tapi telat berangkat sekolah itu adalah hal yang wajar. Dan kalo ada yang bilang "Masa rumah deket aja telat, saya rumah jauh aja gak telat..." itu juga adalah hal yang wajar. Karena menurut hukum sosiologis yang belum teruji dari saya, siswa yang rumahnya deket cenderung males berangkat pagi dan lebih memilih berangkat di waktu yang mepet karena berangkatnya kan cepet (sebab rumahnya deket) ngapain berangkat pagi-pagi. Dan kalo ternyata sesampainya di sekolah udah telat itu juga wajar sebenarnya, karena saya pikir lagi apes aja/kalo gak dia berangkatnya memang udah siang banget alias gak pas batas waktu penutupan gerbang.

Nah, kalo rumahnya jauh dan dia gak telat berangkat sekolah kayak beberapa orang yang rumahnya deket seperti contoh diatas tadi juga itu wajar. Karena lagi dan lagi menurut hukum sosiologis yang tidak terpercaya dari saya, memang sudah menjadi hukum alam bahwa siswa yang rumahnya jauh sudah seharusnya berangkat pagi-pagi. Kenapa? Ya, karena rumahnya kan jauh ya. Jadi mereka memang wajib untuk sadar diri dengan berangkat pagi pagi.

Meskipun demikian, apapun alasannya telat tetaplah saja telat. Dan kebiasaan saya ini memang sudah sering saya lakukan sebelum di SMA seperti sekarang. Yang lagi dan lagi disebabkan rumah saya dekat dengan sekolah. Sebelum itu, saya mau tekankan bahwa rumah saya dekat dengan sekolah itu bukan berarti saya cuma jalan 5 langkah langsung nyampe sekolah. Itu bukan dekat namanya, tapi itu berarti saya bertempat tinggal di kantin sekolah.

Dekat yang saya maksud adalah, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sekolah tidak melebihi sekitar 7 menit. Semua itu tidak lain dan tidak bukan karena saya berada di "pusat kota". Sebenarnya cuma desa sih, tapi karena memang Labuhan Ratu Dua dekat dengan fasilitas publik seperti pasar, jalan raya, pom bensin, dll. Hal itu yang membuat saya menganggap saya sedang bertempat tinggal di "Kota Labda". Dan tidak menutup kemungkinan, jika di tahun 2019 ini Indonesia akan berpindah ibu kota ke salah satu kota di Kalimantan. Maka bukan tidak mungkin di tahun 2919 yang akan datang, ibukota Indonesia akan berada di Labda.

Saat saya SD, saya bersekolah di SDN 1 LABDA dan kebiasaan telat tersebut sepertinya baru muncul pada masa masa akhir tepatnya di kelas 6. Lalu ketika SMP, saya bersekolah di SMPN 1 Way Jepara dan hampir sama, saya juga sering telat saat kelas 9. Kemudian di SMA, saya sering telat di tengah dan akhir masa sekolah (11,12). Dilihat dari semua itu sudah jelas ya, saya serjng telat saat akhir masa masa sekolah yang berarti bahwa saya sering telat karena sudah mengetahui bagaimana situasi dan kondisi sekolah. Hal hal seperti hukuman telat yang tidak terlalu berat, menjadikan saya sering telat.

Tetapi, terlepas dari semua itu saya ingin mengubah kebiasaan buruk saya itu setelah saya memosting artikel ini. Berdasar pada postingan saya "Pulpen dan Percobaan Untuk Bertobat", yang berisi tentang keinginan saya untuk tidak mengambil pulpen lain dan setia pada satu pulpen yang ternyata hingga saat ini berhasil. Saya juga ingin melepas semua kebiasaan telat ini setelah saya memosting artikel ini. Jadi doakan saja semoga saya gak telat lagi. Kalau pun saya telat lagi, anggap saja itu bukan saya yang telat, melainkan saudara kembar saya.