-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Ketua Ke(paksa)las

Rabu, 26 September 2018


Ketua ke(paksa)las menurut KBBI (Kamus Besar Bernadino Indonesia) adalah seorang anggota kelas yang mencoba untuk menjalani kehidupan sekolahnya dengan biasa lalu terpaksa menjadi ketua kelas... DAN ITU ADALAH SAYA!1!1!

Awal cerita dari semua ini dimulai saat akhir kelas 10, atau saat akan naik ke kelas 11. Saya ingat pada awal masuk sekolah, saya pernah mendengar bahwa :

Setiap tahun, pengurus kelas akan berganti karena akan selalu ada re-organisasi.

Saat saya mendengar hal tersebut, saya sama sekali gak khawatir. Karena saya yakin gak bakal pernah jadi pengurus kelas, layaknya sekarang jadi ketua kelas. Seumur hidup saya, paling mentok saya jadi seksi keamanan. Itupun saya gak tahu saya sebenarnya menjabat seksi keamanan atau seksi keanggotaan. Karena kerjaan saya gak ada bedanya sama anggota.

Sampai pada akhirnya... Saya mengetahui sifat anak laki-laki di kelas saya, yang jika dipikir-pikir kurang/sulit dipercayai menjadi ketua kelas. Ada yang sering bolos, sibuk ekstra, sering ekstra tapi sibuk bolos, macam-macam lah. Dari hal itu banyak anak cewek yang sok pura-pura nanya :

Cewek : "Eh, ketua kelas 11 besok siapa ya...?"
Cewek lainnya : "Angga aja..."

Habis ngobrol begitu, mereka sok bertanya ke saya dengan nada candaan yang ternyata itu adalah nada penjerumusan :

Mereka : "Ngga, kelas 11 jadi ketua kelas ya..."

Dan jawaban saya selalu sama :

NGAWOR...

Selalu berulang seperti itu berkali-kali, bersungai-sungai, bahkan berselat-selat!!. Hingga akhirnya saya melihat diri saya sendiri, juga melihat anak laki-laki lain. Dan kampretnya saya juga justru bingung, dan malah semakin memperteguh 2018/2019 Angga Ketua Kelas :

Ini ketua kelasnya kalo bukan saya siapa lagi ya anjir...

Hingga akhirnya saya berpasrah. Setelah pembagian raport saya mencoba santai menikmati libur, diselingi bisikan di dalam otak "bakal jadi ketua kelas". Saya tetap mencoba positive thinking yaitu saya tidak akan menjadi ketua kelas. Lalu tahun ajaran baru pun tiba...

Saya memulai hari pertama sekolah dengan penuh semangat karena dapat bertemu kembali teman-teman yang saya sayangi. Diiringi beban di dalam hati "Waduh, semoga bukan saya ketua kelasnya". Seusai upacara, dimulailah kegiatan sekolah seperti biasa pada ajaran baru yaitu datangnya guru baru. Pada saat, pelajaran pertama adalah ekonomi. Dan kebetulan yang sangat saya salahkan, ternyata guru pelajaran pertama tersebut adalah wali kelas saya sendiri. Yang artinya... BAKAL ADA PEMBENTUKAN STRUKTUR KELAS ANJAY!1!1!

Saat itu, saya masih mencoba tetap berpikir positif diatas kemustahilan. Kemudian mulai ditanyakan siapa yang ingin menjadi ketua kelas nya dan seksi lainnya. Dan sudah jelas gak ada yang mau nyalon. Lalu kemudian mulailah sesi penunjukan nama tanpa memikirkan nasib orang tersebut. Dan korban dari pemilihan ketua kelas adalah saya sendiri tentunya, ditemani Dimas dan Indar. Saat saya melihat hal tersebut saya hanya bisa pasrah, sambil mengkampanyekan ke teman-teman "Woy, jangan pilih saya ya... Indar aja kalo gak Dimas, bantuin saya lho". Dan kekhawatiran tersebut pun terjadi.

Pemilihan dilakukan dengan menuliskan nama pilihan mulai dari ketua kelas, sekretaris dan sebagainya di kertas lalu dikumpulkan. Saat penghitungan, saya berada di antara berharap dan pasrah. Berharap "semoga saya gak jadi ketua kelas", sambil pasrah "ah, ini mah saya bakal jadi ketua kelas". Dan, ya tau sendiri lah gimana hasilnya. Hampir semua memilih saya, hanya 5 orang yang tidak memilih saya, 3 untuk Dimas dan 2 untuk Indar. Itupun saya yakin dari hasil belas kasihan mereka ke saya, setelah berkampanye agar jangan memilih saya.

Akhirnya saya menjadi ketua kelas, dengan Dimas menjadi wakilnya. Ironis bagi Dimas, ia tidak berpikir bahwa jika ia mendapatkan jumlah pemilih terbanyak kedua maka akan menjadi wakil ketua. Dimas justru memilih saya, bukannya Indar yang jika diandai-andaikan jika memang ia memilih Indar maka bisa saja bukan dia yang menjadi wakil ketua kelas. Karena jumlah pemilih mereka tipis, Dimas : 3, Indar : 2. Jika ditambahkan dengan pilihan Dimas yang memilih Indar, maka jumlahnya sama. Walaupun pada akhirnya jika mungkin nanti saya disuruh memilih salah satu dari mereka, yang saya pilih juga tetap Dimas .



Dan... Hhhh, saya kembali lagi hanya berpasrah. Mereka sangat tidak memikirkan diri saya, hah... Saya jomblo udah stres, dijadiin ketua kelas tambah stres. Belum lagi kalo ada ulangan hasilnya remidi stres, ada tugas belum selesai stres. Aaaahh, mari sama-sama doakan saya agar tidak putus sekolah karena stres. Amin... Terimakasih atas doanya, dan mungkin ini keresahan yang dapat saya sampaikan. Sebenarnya masih banyak keresahan saya menjadi ketua kelas, tapi post ini sudah terlalu panjang. Jadi, biarkan ini dulu mengalir siapa tahu di post berikutnya saya tidak stres lagi berkat doa kalian. Siapa tahu...